Selasa, 11 Maret 2014

Atletik dan lompat jauh jalan di udara



Lapangan Lari Atletik 1600 meter


Lapangan Lari Atletik 400 meter

Lompat Jauh (Gaya Jalan di Udara)

Gaya berjalan di udara merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh. Mengapa di sebut gaya berjalan di udara, karena gerak dan sikap badan di udara menyerupai dengan orang yang sedang berjalan. Yang harus dikuasai unsur-unsur dalam melakukan lompat jauh gaya berjalan diudara adalah; awalan, tumpuan/tolakan, melayang dan mendarat. Tanpa penguasaan teknik yang baik dan benar hasil yang diperolehnya tidak akan maksimal.

1) Awalan adalah saat melakukan awalan sebaiknya dilakukan pada jarak yang dirasakan cukup memadai oleh pelompat. Pelompat memiliki naluri yang berbeda antara pelompat yang satu dengan yang lainnya. Yang perlu dipahami oleh seorang pelompat jauh adalah pengembangan akselerasi, distribusi energi, dan kecepatan. Agar saat tolakan tepat, guru bisa menggunakan tanda pada lintasan yang akan dilalui pelompat.

2) Tumpuan adalah saat melakukan tumpuan dapat digunakan kaki kiri atau kanan sesuai dengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya gunakan kaki yang memiliki kekuatan dominan. Ketika kaki menumpu ke balok badan harus dicondongkan ke depan agar keseimbangan tetap terjaga. Pandangan ke depan dengan kedua lengan berada di samping atas badan.

3) Melayang adalah setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan dapat terangkat ke udara. Dengan melakukan sikap berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara. Sebelum kaki mendarat upayakan berada dalam posisi di udara selama mungkin, agar menghasilkan lompatan maksimal.

4) Mendarat adalah pada waktu mendarat pelompat harus berusaha menjulurkan kedua belah tangannya ke depan dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kedua kaki dilujurkan ke depan sejauh mungkin. Daratkan kedua kaki secara bersamaan agar terhindar dari cedera. Jatuhkan berat badan ke depan.

Peraturan Lari Estafet

1600 meter
1. Garis selebar 5cm harus ditarik melintang lintasan guna memberi tanda jarak tahapan lari dan menunjukkan suatu batas.

2. Garis 5cm yang harus dibuat melintang pada 10m sebelum garis lari tersebut guna menunjukkan lokasi zona pergantian tongkat dimana harus dimasukkan dalam pengukuran zona pergantian tersebut.

3. Dalam lomba 1600m, lari putaran pertama hingga ke empat, harus dilarikan pada lintasan terpisah atau masing-masing sepanjang 100m dari batas start.

4. Dalam lomba 1600m, pada pergantian tongkat pertama yang dilakukan oleh si atlet pelari tetap ada pada lintasan masing-masing sesuai dengan urutan yang ditentukan saat di lapangan dengan melihat siapa yang terlebih dahulu melewati jarak 200m saat akan masuk tikungan kedua dalam lintasan. Pelari kedua tidak diizinkan mulai berlari di luar daerah zona pergantian tongkatnya dan harus mulai start dari dalam zona ini. Begitu juga bagi pelari ketiga dan keempat harus mulai berlari dari dalam zona sendiri.

5. Pelari kedua di tiap regu (estefet) boleh meninggalkan lintasannya segera setelah mereka melewati tanda keluar dari tikungan pertama 100m dari garis start yang diberi tanda dengan garis 5cm lebar melintang lintasan dan dengan sebuah bendera setinggi 1,5m di tempatkan disetiap sisi lintasan.

6. Start yang digunakan adalah start melayang.

7. Check Mark apabila estafet dilarikan pada jalur yang terpisah, pelari boleh memasang tanda pada lintasan jalurnya sendiri, dengan menempelkan pita rekat pada lintasannya sendiri, tetapi bukan dengan kapur atau bahan lain. Untuk lintasannya gravel atau rumput, pelari boleh membuat tanda dengan menggores lintasan pada jalurnya sendiri. Tidak boleh menggunakan tanda-tanda yang lain.

8. Tongkat harus dibawa ditangan selama lomba. Bila jatuh harus diambil oleh atlet yang menjatuhkannya. Dia boleh eninggalkan lintasannya untuk mengambil tongkat yang jatuh, asalkan proses pengambilan ini tidak merintangi atlet lain dan jatuhnya tongkat tidak harus menghasilkan suatu diskualifikasi.

9. Dalam semua lari estafet, tongkat estafet harus diberikan dari tangan ke tangan di dalam zona pergantian tongkat. Pemberian tongkat ini dimulai apabila tongkat pertama kali disentuh oleh tangan pelari penerima dan berakhir kalau tongkat sudah ada di tangan pelari penerima, yang dimaksud dengan di dalam zona pergantian tongkat hanya ditentukan oleh posisi tongkat dan ditentukan oleh posisi badan atau anggota badan si pelari.

10.Posisi tangan pemberi tongkat menghadap kearah penerima tongkat dengan menggunakan tangan sebelah kanan atau kiri. Begitu pula dengan tangan yang menerima tongkat.

11.Pelari kedua dan seterusnya diperbolehkan menunggu dan mengambil tongkat dari pelari sebelumnya 10m dari garis start.

Kontruksi tongkat:
Tongkat estafet harus dibuat dari pipa halus berlubang di tengah, terbuat dari kayu atal metal  atau bahan lainnya dalam satu potong dengan panjang max 30cm dan min 28cm. Keliling pipa ini antara 12-13cm, sedang berat pipa tidak boleh kurang dari 50 gram. Tongkat estafet harus berwarna agar mudah dilihat dari kejauhan selama dibawa lari.

400 meter
    Masing-masing pelari mempunyai peran penting dalam olahraga lari estafet. Oleh karena itu, kekompakan dan irama lari juga harus selalu dijaga. Dalam jarak tempuh 4 x 100 meter, pelari tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan tongkat estafet. Jadi harus benar-benar dilatih cara mengoper tongkat. Karena bila terjatuh, peserta lari akan langsung didiskualifikasi. Berbeda halnya dengan olahraga lari estafet dengan jarak tempuh 4 x 400 meter. Karena jarak tempuh yang lebih jauh, maka peraturannya pun lebih ringan. Peserta lari boleh menjatuhkan dan mengambil kembali tongkat estafet yang terjatuh. Tetapi resikonya adalah kalah. Karena ketika peserta lari mengambil tongkat, maka dipastikan peserta tersebut akan jauh tertinggal dari peserta-peserta lain.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet
    Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam olahraga lari estafet, sebagai berikut:
a. Pemberian tongkat sebaiknya secara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima atau memegang tongkat dengan tangan kiri atau sebaliknya.
b. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya  tahan yang baik.
c. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat.
d. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.

peraturan perlombaan dalam olahraga lari estafet, sebagai berikut:
a. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak terjadi pergantian tongkat.
b. Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
c. Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai kedatangan pelari seregunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar